Beranda | Artikel
Inspirasi 4 Amalan Utama di 10 Hari Pertama Zulhijah Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
Senin, 26 Juni 2023

Apa yang harus dilakukan seseorang pada 10 hari ini? Melakukan segala bentuk amal saleh.

[PERTAMA]
Termasuk di dalamnya, salat. Pertama, ia harus menjaga Salat Wajib, lalu memperbanyak Salat Sunah.

[KEDUA]
Termasuk juga sedekah dan infak di berbagai jalan kebaikan.

[KETIGA]
Termasuk juga puasa 9 hari pertama bagi orang yang dimudahkan untuk melaksanakannya,
atau beberapa hari di antaranya yang mudah baginya, terlebih lagi pada hari Arafah.

[KEEMPAT]
Termasuk juga zikir dengan berbagai jenisnya.
Zikir paling mulia adalah membaca al-Quran.

Juga tasbih, tahmid, tahlil, takbir, ucapan “Laa haula wa laa quwwata illa billah”.
dan salawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
serta segala hal yang termasuk amal saleh.

Zikir yang sangat ditekankan adalah takbir.
Takbir ini ada dua bentuk, Takbir Mutlak dan Muqayyad.
Waktu Takbir Mutlak dimulai dari awal bulan Zulhijah dan selesai dengan tenggelamnya matahari pada hari tasyriq yang terakhir.

Sedangkan Takbir Muqayyad yang dibaca setelah Salat Fardu.
Bagi selain jemaah haji, takbir ini dimulai setelah Salat Subuh hari Arafah (tanggal 9) hingga Salat Asar pada hari tasyriq yang terakhir.

Sedangkan bagi jemaah haji, dimulai setelah Salat Zuhur hari Nahr (tanggal 10) hingga Salat Asar hari tasyriq yang terakhir.
Adapun Takbir Mutlak dimulai dari awal masuknya bulan Zulhijah, namun tidak dibaca setelah Salat Fardu, tapi dibaca kapan saja.

Sunah ini bisa diterapkan pada waktu antara azan dan iqamah.
Di antara azan dan iqamah, seseorang datang ke masjid lalu mendirikan Salat Rawatib atau Tahiyatul Masjid,
lalu ia bertakbir dan menghidupkan sunah ini.

Juga dibaca di tempat-tempat berkumpulnya banyak orang, bahkan di rumah juga.
Kaum wanita juga dituntut untuk bertakbir, karena ini adalah sunah.

Sunah Takbir Mutlak dimulai dari awal masuknya 10 hari bulan Zulhijah,
dan sunah ini lebih ditekankan lagi saat banyak orang lalai darinya, seperti keadaan pada zaman kita sekarang.

Jadi menghidupkan sunah ini lebih ditekankan lagi.
Saya katakan, “Semoga Allah merahmati orang yang menghidupkan sunah ini dengan ucapan dan perbuatannya.”

====

مَاذَا يَعْمَلُ الْإِنْسَانُ فِي هَذِهِ الْعَشْرِ؟ كُلُّ مَا هُوَ عَمَلٌ صَالِحٌ

يَشْمَلُ ذَلِكَ الصَّلَاةَ يُحَافِظُ أَوَّلًا عَلَى الْفَرَائِضِ وَيَسْتَكْثِرُ مِنَ النَّوَافِلِ

كَذَلِكَ أَيْضًا الصَّدَقَاتُ وَالْبَذْلُ وَالْإِنْفَاقُ فِي سُبُلِ الْخَيْرِ

كَذَلِكَ أَيْضًا صِيَامُ التِّسْعَةِ فِي الْأَيَّامِ الْأُولَى لِمَنْ تَيَسَّرَ لَهُ

أَوْ مَا يَتَيَسَّرُ مِنْهَا وَيَتَأَكَّدُ مِنْهَا يَوْمَ عَرَفَةَ

كَذَلِكَ أَيْضًا الذِّكْرُ بِجَمِيعِ أَنْوَاعِهِ

وَأَشْرَفُ الذِّكْرِ تِلَاوَةُ الْقُرْآنِ

وَمِنْ ذَلِكَ التَّسْبِيْحُ وَالتَّحْمِيْدُ وَالتَّهْلِيْلُ وَالتَّكْبِيْرُ وَقَوْلُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

وَالصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَكُلُّ مَا هُوَ عَمَلٌ صَالِحٌ

وَيَتَأَكَّدُ مِنَ الْأَذْكَارِ التَّكْبِيْرُ

وَالتَّكْبِيْرُ نَوْعَانِ مُطْلَقٌ وَمُقَيَّدٌ

الْمُطْلَقُ يَبْدَأُ بِبِدَايَةِ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ وَيَنْتَهِي بِغُرُوبِ الشَّمْسِ آخِرَ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ

وَأَمَّا الْمُقَيَّدُ الَّذِي يَكُونُ أَدْبَارَ الصَّلَوَاتِ

يَبْدَأُ لِغَيْرِ الْحَاجِّ مِنْ بَعْدِ صَلَاةِ فَجْرِ يَوْمِ عَرَفَةَ إلَى عَصْرِ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ

وَبِالنِّسْبَةِ لِلْحَاجِّ مِنْ ظُهْرِ يَوْمِ النَّحْرِ إِلَى عَصْرِ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ

التَّكْبِيرُ الْمُطْلَقُ يَبْدَأُ بِدُخُولِ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ لاَ يَكُونُ أَدْبَارَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ لَكِنْ يَكُونُ فِي جَمِيعِ الْوَقْتِ

يُمْكِنُ تَطْبِيْقُ هَذِهِ السُّنَّةَ مَثَلًا بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ أَتَى الْإِنْسَانُ الْمَسْجِدَ وَأَتَى بِالسُّنَّةِ الرَّاتِبَةِ أَوْ بِتَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ

يُكَبِّرُ وَيُحْيِي هَذِهِ السُّنَّةَ

كَذَلِكَ فِي تَجَمُّعَاتِ النَّاسِ وَحَتَّى فِي الْبُيُوتِ أَيْضًا

وَالنِّسَاءُ كَذَلِكَ مَطْلُوبٌ مِنْهُنَّ التَّكْبِيْرُ فَهِيَ سُنَّةٌ

سُنَّةُ التَّكْبِيرِ الْمُطْلَقِ تَبْدَأُ بِدُخُولِ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ

وَتَتَأَكَّدُ السُّنَّةُ إِذَا غَفَلَ عَنْهَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ كَمَا فِي وَقْتِنَا الْحَاضِرِ

فَيَتَأَكَّدُ إِحْيَاؤُهَا

فَأَقُوْلُ رَحِمَ اللهُ مَنْ أَحْيَا هَذِهِ السُّنَّةَ بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ


Artikel asli: https://nasehat.net/inspirasi-4-amalan-utama-di-10-hari-pertama-zulhijah-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/